Kamis, 08 Mei 2025

Allah Tritunggal Maha Kudus dan Kita Manusia

Allah Tritunggal Maha Kudus dan Kita Manusia

 

Bagian 1: Allah Tritunggal

Ketika membicarakan mengenai Allah Tritunggal, kita seringkali tidak memperhatikan ayat kunci berikut, yang penting untuk pemahaman kita:

Yohanes 1:18: Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah;  tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Yohanes 5:37: Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat.

Kedua ayat tersebut sebetulnya adalah poin penting dalam mengenal Allah Tritunggal; karena dengan adanya narasi bahwa Allah Bapa tidak pernah dilihat manusia, artinya semua nabi di perjanjian lama ketika melihat penglihatan Ilahi, melihat Yehowah, Yahweh, ini melihat siapa?

Ya, melihat Anak Tunggal Allah yang memperkenalkan diriNya sebagai Yehowah atau Yahweh. Disebut sebagai Adonai atau Hashem. Itulah yang disebut: theophany. Sosok yang melakukan theophany inilah, yang di abad pertama melakukan inkarnasi.

Sosok ini sejatinya adalah Anak Tunggal Allah dan bukan Allah Bapa itu sendiri. Anak Tunggal Allah merupakan cara kehadiran Allah Bapa untuk berinteraksi, mencipta, menyapa umatNya. Itulah theophany tadi.

Mari kita baca di dalam

Mazmur 33:9 (TB)  Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.

Mazmur 33:6

Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.

Ayat ini dapat dipergunakan sebagai analogi yang baik untuk Allah Tritunggal. Siapa itu Firman, siapa itu Nafas dari mulutNya?

Kembali ke Yohanes 1, ayatnya yang pertama sampai ketiga: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Dikatakan juga di ayat 14nya bahwa Firman itu telah menjadi manusia, yang hari ini kita panggil sebagai Tuhan Yesus Kristus.

Artinya Firman itu mengacu kepada Anak Tunggal Allah tadi.

Lalu siapa Nafas dari MulutNya?

Yoh 20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus”

2Tes 2:8 pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.

Nafas mulut Allah ini mengacu kepada Roh Kudus Allah.

Dengan demikian, Allah Bapa menciptakan segala sesuatu melalui FirmanNya, dan mengalirkan kehidupan melalui NafasNya. FirmanNya yang disebut sebagai Anak Tunggal Allah ini merupakan Gambar Wujud dan Cahaya Kemuliaan dari Allah Bapa yang tidak kelihatan

Mari kita bahas mengenai Anak Tunggal Allah dan Roh Kudus Allah.

Mari buka Alkitab, pada Kolose 1:15-17 merupakan hal yang paralel dengan Yohanes 1:1-3, tapi firman ini dinyatakan sebagai gambar dari Allah Bapa; sedangkan Allah Bapa itu tidak kelihatan.

Kolose 1:15-17

1:15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan 1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.

Ibrani 1:1-3 lebih spesifik lagi, tentang Anak Tunggal Allah yang dinyatakan sebagai Cahaya Kemuliaan Allah & Gambar Wujud Allah.

Ibrani 1:1-3

1:1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara   kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 1:2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia, Allah telah menjadikan alam semesta. 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi,

Anak Tunggal Allah ini Ilahi, pasal yang sama, ayat yang ke 8:

1:8 Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.

Dan Anak Tunggal Allah ini juga disebut sebagai Tuhan, ayat 10 sampai 12:

1:10 Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. 1:11 Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; 1:12 seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.

Sehingga dengan demikian, Anak Tunggal Allah adalah firman, cahaya kemuliaan dan gambar wujud dari Allah Bapa (Allah Bapa tidak kelihatan dan tidak kedengaran, tapi Anak Tunggal yang menyatakan interaksiNya).

Berikutnya, Alkitab mencatat analogi antara roh manusia dan Roh Allah.

1 Korintus 2:11 (TB)  Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.

Kisah Para Rasul 2:2-3 (TB)  Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;

dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

Roh Kudus Allah disebut juga Roh Kudus atau Roh Allah dapat disimbolkan dengan Roh, nafas, angin, api.

 

Bagian 2: Keterkaitan Tritunggal dengan manusia

Allah itu hanya satu yaitu Bapa (1 Korintus 8:6) yang padaNya ada Firman (Anak Tunggal), ada Nafas (Roh Kudus). Nah, masing-masing hypostasis atau pribadi ini memiliki relasi dengan kita sebagai manusia.

Manusia diciptakan berdasarkan gambar Allah sendiri. Bahkan pada manusia yang sudah berdosa:

Kejadian 9:6 Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.

Ayat tsb jelas mengatakan bahwa siapa membunuh manusia akan kena hukuman dari Tuhan, karena manusia diciptakan berdasarkan gambarNya Allah. (Ingat Kej 1:26 dan Kej 3:22).

Kejadian 1:26 (TB)  Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

Kejadian 3:22 (TB)  Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

Demikian juga ketika Yesus menyebutkan tentang membayar pajak pada kaisar. Mata uang bergambar dan bertulisan Kaisar haruslah diserahkan pada kaisar, demikian juga manusia yang tercipta bergambarkan Allah haruslah diserahkan pada Allah.

Matius 22:20-21 (TB)  Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?"

Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Anak Tunggal Allah dapat melakukan theophany ataupun inkarnasi. Keduanya merupakan titik sentuh interaksi ilahi kepada alam ciptaan. Hanya pada inkarnasi, Anak Tunggal Allah mengenakan kemanusiaan sejati sebagai titik sentuh interaksi ini.

Inkarnasi adalah Sang gambar Allah sejati, mengenakan gambar Allah ciptaan. Tuhan Yesus tetap gambar Allah pada kedua naturNya tersebut (dapat dihitung sebagai dua natur, ataupun satu natur penyatuan). Kekristenan mudah memahami hal ini, berbeda dengan keyakinan yang mengajarkan bahwa Allah tidak mungkin menyerupai ciptaanNya.

Dalam Yohanes 8:42, Tuhan Yesus menyatakan bahwa diriNya keluar dan datang dari Allah. Keluar ini tidak mengurangi firman pada diri Bapa karena keilahian bersifat omnipresent dan karena adanya perichoresis antara satu hypostasis dan hypostasis lainnya. Perichoresis berarti saling mendiami, tak terpisahkan. Sehingga kehadiran satu hypostasis menghadirkan juga semua hypostasis lainnya pada diriNya.

Analoginya, pada manusia, kata2 bisa direkam dan tidak mengurangi kata2 pada orang tersebut, demikian halnya pada Allah. Inkarnasi ataupun theophany tidak membuat Firman di dalam diri Allah Bapa berkurang.

Artinya, relasi manusia dengan Anak Tunggal Allah adalah: mengenakan model Anak Tunggal Allah, sebagai saudara dari kemanusiaan Yesus; untuk berbuat baik, memperagakan kasih Allah, karena Allah adalah Kasih.

Saya ulangi, setiap pribadi atau hypostasis atau realita konkret pada satu Allah ini punya relasi dengan manusia ciptaannya.

Roh Kudus yang keluar dari Bapa dalam nama Anak (Yohanes 15:26) ini dikaruniakan untuk tinggal di dalam manusia, sehingga manusia menjadi bait Roh Kudus.

1 Korintus 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 

1 Korintus 3:17Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

1 Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

Artinya relasi antara manusia dengan Roh Kudus Allah adalah: menjadi bait / rumah, yang mentaati Roh Kudus untuk hidup dalam Roh.

Bapa disebut berada di terang tak terhampiri (surat Paulus kepada Timotius), di surga (doa Bapa kami), di tempat tersembunyi (hal berdoa, sedekah, puasa), juga berdiam pada manusia (Injil Yohanes). Tapi di manapun itu, Allah Bapa tidak dapat terpahami, segala interaksi terjadi melalui hypostasis / pribadi Anak Tunggal Allah.

Jadi sekarang kita sudah diingatkan bahwa menurut doa Bapa kami, ada Bapa yang memiliki segala kuasa, kerajaan, kemuliaan.

Sejatinya Hakikat Keilahian atau Ousia Keilahian itu hanya satu dan dimiliki oleh Bapa. Nah, pada hakikat keilahian yang tunggal ini, Bapa memiliki firman dan nafasNya; atau dengan kata lain, memiliki Anak Tunggal dan Roh KudusNya yang juga ilahi karena Bapa itu ilahi.

Allah Tritunggal Maha Kudus. Satu hakikat tiga pribadi. Satu dzat tiga shifat, Satu ousia tiga hypostasis. Dapat kita analogikan dengan misalnya satu prosesor tiga core. Atau proyektor, gambar dan layar. Atau customer service, sinyal dan handphone. Atau kita analogikan seperti sebuah Google Meet. Di mana Roh Kudus dianalogikan sebagai komputer atau handphone, lalu Bapa ditampilkan dan disuarakan oleh Anak Tunggal pada “komputer atau handphone” tsb.

Allah Bapa berinteraksi melalui Anak TunggalNya dan mendiami melalui Roh KudusNya. Bapa dan Anak berkenan tinggal dalam manusia melalui kehadiran Roh KudusNya. Roh ini yang memanggil Bapa bagi kita.

Rm 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.

Rm 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa 1"

Rm 8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Gal 4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya f  ke dalam hati g  kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa

Relasi antara Allah Bapa dan manusia adalah Allah Bapa mengadopsi manusia sebagai anak-anak kerajaanNya oleh karena manusia bermodelkan Anak Tunggal Allah (di poin sebelumnya) dan manusia adalah bait Roh Kudus Allah (di poin sebelumnya juga).

 

3. Implikasi:

Manusia adalah ciptaan yang bergambarkan Allah, maka harus belajar dari gambar Allah yang sejati, yang adalah Anak Tunggal Allah. Supaya apa? Supaya menjadi saudara atau kawan sekerja Allah dalam menerangi dunia.

Roma 8:29 (TB)  Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

1 Korintus 3:9 (TB)  Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Matius 5:16 (TB)  Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Filipi 4:5 (TB)  Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

Berdasarkan Matius 25:40 dan 25:45, Tuhan Yesus mengatakan bahwa barangsiapa melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk sesamanya, diperhitungkan sebagai kepada Tuhan sendiri.

Contoh konkretnya:

Kisah Para Rasul 9:1-6. Saulus, seorang rohaniawan yang taat dan saleh; mengejar dan membunuhi pengikut Kristus. Kemudian Yesus menampakkan diri kepadanya dalam sinar menyilaukan dan menanyakan mengapa Saulus menganiaya Yesus?

Terjadi demikian karena apapun yang dilakukan kepada sesama manusia diperhitungkan sebagai kepada Tuhan Yesus sendiri.

Allah kita bukanlah Allah yang membereskan segala sesuatunya dari jauh; Dia lebih tertarik untuk masuk kepada interaksi natural dengan ciptaanNya. Sekalipun Dia bisa membaca masa depan jika Dia mau, tapi Dia lebih suka untuk menjalani interaksi natural dengan ciptaannya secara murni, natural. Bahagia dan menangis bersama ciptaanNya. Ingatlah tentang bagaimana Yesus menangis bersama Maria dan Marta saat sebelum membangkitkan Lazarus; Dia tidak langsung solving problem dengan cara membangkitkan Lazarus.

Alkitab mengajar bahwa:

1. Kita manusia diadopsi, diangkat anak oleh Allah Bapa.

2. Kita manusia mengenakan gambarNya Bapa (dicipta berpola pada Anak Tunggal Allah) untuk memperagakan perbuatan baik yang bersumber dari Kasih Allah.

3. Kita manusia menjadi bait Roh Kudus Allah, untuk hidup dalam Roh.

Karena manusia diciptakan untuk menjadi aktualisasi dan perpanjangan kasih Allah di alam semesta ini. Jika Tuhan Yesus teramat baik, kita sebagai pengikutnya harus baik.

Dan memiliki empati pada sesama:

1.         Melihat yang lebih lemah, tidak menindas, tidak exploitasi, tidak bully; tetapi menolong.

2.         Melihat yang lebih kuat, tidak menjatuhkan, tidak gosipin; tetapi belajar untuk berkembang ke arah yang lebih baik.

Kita manusia mungkin menjadi anak, gambar dan bait yang rusak, namun selama masih belum "dibuang ke dalam api", kita manusia tidak pernah berhenti dipandang sebagai anak, gambar dan bait; Dia mengasihi kita selalu.

Sebejat2nya orang lainpun, serusak2nya kondisinya, orang-orang tsb tidak pernah berhenti menjadi ciptaan yang "bergambarkan Allah", orang tidak pernah berhenti menjadi ciptaan yang "bait Roh Kudus", dan tidak pernah berhenti dikasihi oleh Allah.

Keselamatan bermaksud memulihkan saudara dan saya; memulihkan fungsi2 tsb dan memperbaiki kerusakan yang ada. Supaya manusia kembali berfungsi sesuai dengan rencana Allah, sebagai anak-anakNya, ciptaan bergambarkan Allah, saudara bagi kemanusiaan Yesus, bait Roh KudusNya; sehingga manusia yang menjadi “perpanjangan kasih Allah” yang mengerjakan Kasih yang tidak tawar kepada sesama manusia, kepada segala makhluk. Karena jika kita menjadi pengikut Allah yang penuh kasih dan baik, kitapun sepatutnya berlaku demikian sebagai pengikutNya.

Roma 12:1 (TB)  Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Yakobus 1:27 (TB)  Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar