Allah
Tritunggal Maha Kudus dan Kita Manusia
Bagian 1: Allah Tritunggal
Ketika membicarakan mengenai Allah
Tritunggal, kita seringkali tidak memperhatikan ayat kunci berikut, yang
penting untuk pemahaman kita:
Yohanes 1:18: Tidak seorangpun yang
pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Yohanes 5:37: Bapa yang mengutus Aku,
Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya,
rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat.
Kedua ayat tersebut sebetulnya adalah
poin penting dalam mengenal Allah Tritunggal; karena dengan adanya narasi bahwa
Allah Bapa tidak pernah dilihat manusia, artinya semua nabi di perjanjian lama
ketika melihat penglihatan Ilahi, melihat Yehowah, Yahweh, ini melihat siapa?
Ya, melihat Anak Tunggal Allah yang
memperkenalkan diriNya sebagai Yehowah atau Yahweh. Disebut sebagai Adonai atau
Hashem. Itulah yang disebut: theophany. Sosok yang melakukan theophany inilah,
yang di abad pertama melakukan inkarnasi.
Sosok ini sejatinya adalah Anak Tunggal
Allah dan bukan Allah Bapa itu sendiri. Anak Tunggal Allah merupakan cara
kehadiran Allah Bapa untuk berinteraksi, mencipta, menyapa umatNya. Itulah
theophany tadi.
Mari kita baca di dalam
Mazmur 33:9 (TB) Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia
memberi perintah, maka semuanya ada.
Mazmur 33:6
Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan,
oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.
Ayat ini dapat dipergunakan sebagai
analogi yang baik untuk Allah Tritunggal. Siapa itu Firman, siapa itu Nafas
dari mulutNya?
Kembali ke Yohanes 1, ayatnya yang
pertama sampai ketiga: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan
Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang
telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Dikatakan juga di ayat 14nya bahwa Firman
itu telah menjadi manusia, yang hari ini kita panggil sebagai Tuhan Yesus
Kristus.
Artinya Firman itu mengacu kepada Anak
Tunggal Allah tadi.
Lalu siapa Nafas dari MulutNya?
Yoh 20:22 Dan sesudah berkata demikian,
Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus”
2Tes 2:8 pada waktu itulah si pendurhaka
baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas
mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
Nafas mulut Allah ini mengacu kepada Roh
Kudus Allah.
Dengan demikian, Allah Bapa menciptakan
segala sesuatu melalui FirmanNya, dan mengalirkan kehidupan melalui NafasNya.
FirmanNya yang disebut sebagai Anak Tunggal Allah ini merupakan Gambar Wujud
dan Cahaya Kemuliaan dari Allah Bapa yang tidak kelihatan
Mari kita bahas mengenai Anak Tunggal
Allah dan Roh Kudus Allah.
Mari buka Alkitab, pada Kolose 1:15-17
merupakan hal yang paralel dengan Yohanes 1:1-3, tapi firman ini dinyatakan
sebagai gambar dari Allah Bapa; sedangkan Allah Bapa itu tidak kelihatan.
Kolose 1:15-17
1:15 Ia adalah gambar Allah yang tidak
kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan 1:16 karena di
dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di
bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun
kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia
dan untuk Dia. 1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala
sesuatu ada di dalam Dia.
Ibrani 1:1-3 lebih spesifik lagi, tentang
Anak Tunggal Allah yang dinyatakan sebagai Cahaya Kemuliaan Allah & Gambar
Wujud Allah.
Ibrani 1:1-3
1:1 Setelah pada zaman dahulu Allah
berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan
nabi-nabi, 1:2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima
segala yang ada. Oleh Dia, Allah telah menjadikan alam semesta. 1:3 Ia adalah
cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada
dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian
dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi,
Anak Tunggal Allah ini Ilahi, pasal yang
sama, ayat yang ke 8:
1:8 Tetapi tentang Anak Ia berkata:
"Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat
kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.
Dan Anak Tunggal Allah ini juga disebut
sebagai Tuhan, ayat 10 sampai 12:
1:10 Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan,
Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. 1:11
Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan
menjadi usang seperti pakaian; 1:12 seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka,
dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan
tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.
Sehingga dengan demikian, Anak Tunggal
Allah adalah firman, cahaya kemuliaan dan gambar wujud dari Allah Bapa (Allah
Bapa tidak kelihatan dan tidak kedengaran, tapi Anak Tunggal yang menyatakan
interaksiNya).
Berikutnya, Alkitab mencatat analogi
antara roh manusia dan Roh Allah.
1 Korintus 2:11 (TB) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu,
apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di
dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di
dalam diri Allah selain Roh Allah.
Kisah Para Rasul 2:2-3 (TB) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi
seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah
seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Roh Kudus Allah disebut juga Roh Kudus
atau Roh Allah dapat disimbolkan dengan Roh, nafas, angin, api.
Bagian 2: Keterkaitan Tritunggal
dengan manusia
Allah itu hanya satu yaitu Bapa (1
Korintus 8:6) yang padaNya ada Firman (Anak Tunggal), ada Nafas (Roh Kudus).
Nah, masing-masing hypostasis atau pribadi ini memiliki relasi dengan kita
sebagai manusia.
Manusia diciptakan berdasarkan gambar
Allah sendiri. Bahkan pada manusia yang sudah berdosa:
Kejadian 9:6 Siapa yang menumpahkan darah
manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu
menurut gambar-Nya sendiri.
Ayat tsb jelas mengatakan bahwa siapa
membunuh manusia akan kena hukuman dari Tuhan, karena manusia diciptakan
berdasarkan gambarNya Allah. (Ingat Kej 1:26 dan Kej 3:22).
Kejadian 1:26 (TB) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Kejadian 3:22 (TB) Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya
manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik
dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan
mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup
untuk selama-lamanya."
Demikian juga ketika Yesus menyebutkan
tentang membayar pajak pada kaisar. Mata uang bergambar dan bertulisan Kaisar
haruslah diserahkan pada kaisar, demikian juga manusia yang tercipta
bergambarkan Allah haruslah diserahkan pada Allah.
Matius 22:20-21 (TB) Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar
dan tulisan siapakah ini?"
Jawab mereka: "Gambar dan tulisan
Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa
yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu
berikan kepada Allah."
Anak Tunggal Allah dapat melakukan
theophany ataupun inkarnasi. Keduanya merupakan titik sentuh interaksi ilahi
kepada alam ciptaan. Hanya pada inkarnasi, Anak Tunggal Allah mengenakan
kemanusiaan sejati sebagai titik sentuh interaksi ini.
Inkarnasi adalah Sang gambar Allah
sejati, mengenakan gambar Allah ciptaan. Tuhan Yesus tetap gambar Allah pada
kedua naturNya tersebut (dapat dihitung sebagai dua natur, ataupun satu natur
penyatuan). Kekristenan mudah memahami hal ini, berbeda dengan keyakinan yang
mengajarkan bahwa Allah tidak mungkin menyerupai ciptaanNya.
Dalam Yohanes 8:42, Tuhan Yesus
menyatakan bahwa diriNya keluar dan datang dari Allah. Keluar ini tidak
mengurangi firman pada diri Bapa karena keilahian bersifat omnipresent dan
karena adanya perichoresis antara satu hypostasis dan hypostasis lainnya.
Perichoresis berarti saling mendiami, tak terpisahkan. Sehingga kehadiran satu
hypostasis menghadirkan juga semua hypostasis lainnya pada diriNya.
Analoginya, pada manusia, kata2 bisa
direkam dan tidak mengurangi kata2 pada orang tersebut, demikian halnya pada
Allah. Inkarnasi ataupun theophany tidak membuat Firman di dalam diri Allah
Bapa berkurang.
Artinya, relasi manusia dengan Anak
Tunggal Allah adalah: mengenakan model Anak Tunggal Allah, sebagai saudara dari
kemanusiaan Yesus; untuk berbuat baik, memperagakan kasih Allah, karena Allah
adalah Kasih.
Saya ulangi, setiap pribadi atau
hypostasis atau realita konkret pada satu Allah ini punya relasi dengan manusia
ciptaannya.
Roh Kudus yang keluar dari Bapa dalam
nama Anak (Yohanes 15:26) ini dikaruniakan untuk tinggal di dalam manusia,
sehingga manusia menjadi bait Roh Kudus.
1 Korintus 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa
kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
1 Korintus 3:17Jika ada orang yang
membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah
adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
1 Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu,
bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang
kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Artinya relasi antara manusia dengan Roh
Kudus Allah adalah: menjadi bait / rumah, yang mentaati Roh Kudus untuk hidup
dalam Roh.
Bapa disebut berada di terang tak
terhampiri (surat Paulus kepada Timotius), di surga (doa Bapa kami), di tempat
tersembunyi (hal berdoa, sedekah, puasa), juga berdiam pada manusia (Injil
Yohanes). Tapi di manapun itu, Allah Bapa tidak dapat terpahami, segala
interaksi terjadi melalui hypostasis / pribadi Anak Tunggal Allah.
Jadi sekarang kita sudah diingatkan bahwa
menurut doa Bapa kami, ada Bapa yang memiliki segala kuasa, kerajaan,
kemuliaan.
Sejatinya Hakikat Keilahian atau Ousia
Keilahian itu hanya satu dan dimiliki oleh Bapa. Nah, pada hakikat keilahian
yang tunggal ini, Bapa memiliki firman dan nafasNya; atau dengan kata lain,
memiliki Anak Tunggal dan Roh KudusNya yang juga ilahi karena Bapa itu ilahi.
Allah Tritunggal Maha Kudus. Satu hakikat
tiga pribadi. Satu dzat tiga shifat, Satu ousia tiga hypostasis. Dapat kita
analogikan dengan misalnya satu prosesor tiga core. Atau proyektor, gambar dan
layar. Atau customer service, sinyal dan handphone. Atau kita analogikan
seperti sebuah Google Meet. Di mana Roh Kudus dianalogikan sebagai komputer
atau handphone, lalu Bapa ditampilkan dan disuarakan oleh Anak Tunggal pada
“komputer atau handphone” tsb.
Allah Bapa berinteraksi melalui Anak
TunggalNya dan mendiami melalui Roh KudusNya. Bapa dan Anak berkenan tinggal
dalam manusia melalui kehadiran Roh KudusNya. Roh ini yang memanggil Bapa bagi
kita.
Rm 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh
Allah, adalah anak Allah.
Rm 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh
perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh
yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya
Bapa 1"
Rm 8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama
dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Gal 4:6
Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya f ke dalam hati g kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa
Relasi antara Allah Bapa dan manusia
adalah Allah Bapa mengadopsi manusia sebagai anak-anak kerajaanNya oleh karena
manusia bermodelkan Anak Tunggal Allah (di poin sebelumnya) dan manusia adalah
bait Roh Kudus Allah (di poin sebelumnya juga).
3. Implikasi:
Manusia adalah ciptaan yang bergambarkan
Allah, maka harus belajar dari gambar Allah yang sejati, yang adalah Anak
Tunggal Allah. Supaya apa? Supaya menjadi saudara atau kawan sekerja Allah
dalam menerangi dunia.
Roma 8:29 (TB) Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari
semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan
gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara
banyak saudara.
1 Korintus 3:9 (TB) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu
adalah ladang Allah, bangunan Allah.
Matius 5:16 (TB) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di
depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu
yang di sorga."
Filipi 4:5 (TB) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua
orang. Tuhan sudah dekat!
Berdasarkan Matius 25:40 dan 25:45, Tuhan
Yesus mengatakan bahwa barangsiapa melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk
sesamanya, diperhitungkan sebagai kepada Tuhan sendiri.
Contoh konkretnya:
Kisah Para Rasul 9:1-6. Saulus, seorang
rohaniawan yang taat dan saleh; mengejar dan membunuhi pengikut Kristus.
Kemudian Yesus menampakkan diri kepadanya dalam sinar menyilaukan dan
menanyakan mengapa Saulus menganiaya Yesus?
Terjadi demikian karena apapun yang
dilakukan kepada sesama manusia diperhitungkan sebagai kepada Tuhan Yesus
sendiri.
Allah kita bukanlah Allah yang
membereskan segala sesuatunya dari jauh; Dia lebih tertarik untuk masuk kepada
interaksi natural dengan ciptaanNya. Sekalipun Dia bisa membaca masa depan jika
Dia mau, tapi Dia lebih suka untuk menjalani interaksi natural dengan
ciptaannya secara murni, natural. Bahagia dan menangis bersama ciptaanNya.
Ingatlah tentang bagaimana Yesus menangis bersama Maria dan Marta saat sebelum
membangkitkan Lazarus; Dia tidak langsung solving problem dengan cara
membangkitkan Lazarus.
Alkitab mengajar bahwa:
1. Kita manusia diadopsi, diangkat anak
oleh Allah Bapa.
2. Kita manusia mengenakan gambarNya Bapa
(dicipta berpola pada Anak Tunggal Allah) untuk memperagakan perbuatan baik
yang bersumber dari Kasih Allah.
3. Kita manusia menjadi bait Roh Kudus
Allah, untuk hidup dalam Roh.
Karena manusia diciptakan untuk menjadi
aktualisasi dan perpanjangan kasih Allah di alam semesta ini. Jika Tuhan Yesus
teramat baik, kita sebagai pengikutnya harus baik.
Dan memiliki empati pada sesama:
1. Melihat
yang lebih lemah, tidak menindas, tidak exploitasi, tidak bully; tetapi
menolong.
2. Melihat
yang lebih kuat, tidak menjatuhkan, tidak gosipin; tetapi belajar untuk
berkembang ke arah yang lebih baik.
Kita manusia mungkin menjadi anak, gambar
dan bait yang rusak, namun selama masih belum "dibuang ke dalam api",
kita manusia tidak pernah berhenti dipandang sebagai anak, gambar dan bait; Dia
mengasihi kita selalu.
Sebejat2nya orang lainpun, serusak2nya
kondisinya, orang-orang tsb tidak pernah berhenti menjadi ciptaan yang
"bergambarkan Allah", orang tidak pernah berhenti menjadi ciptaan
yang "bait Roh Kudus", dan tidak pernah berhenti dikasihi oleh Allah.
Keselamatan bermaksud memulihkan saudara
dan saya; memulihkan fungsi2 tsb dan memperbaiki kerusakan yang ada. Supaya
manusia kembali berfungsi sesuai dengan rencana Allah, sebagai anak-anakNya,
ciptaan bergambarkan Allah, saudara bagi kemanusiaan Yesus, bait Roh KudusNya;
sehingga manusia yang menjadi “perpanjangan kasih Allah” yang mengerjakan Kasih
yang tidak tawar kepada sesama manusia, kepada segala makhluk. Karena jika kita
menjadi pengikut Allah yang penuh kasih dan baik, kitapun sepatutnya berlaku demikian
sebagai pengikutNya.
Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati.
Yakobus 1:27 (TB) Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di
hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam
kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar